Quantcast
Channel: Mahasiswa.com - Tempat nongkrong paling pas » The Books
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4

Dua Mata Hati (Antara Jerman dan Masjidil Haram)

$
0
0

Penulis                  : Hasan Al Bana
Penerbit                :TITIK PUBLISHER @titikpublisher
ISBN                      : 978-602-99262-1-7
Tebal Halaman    : 297 halaman
Kategori                : Fiksi dan Sastra, Novel

Sinopsis

Novel Dua Mata Hati ( Antara Jerman dan Masjidil Haram ) terlihat mendekati konsep seperti itu, nilai hikmah yang ditawarkan.

Novel ini bercerita tentang perjuangan seorang remaja demi orang-orang yang disayangi ia berupaya mengejar segala cita, cipta dan cintanya, memang terlihat biasa tetapi hikmah yang diangkat mengurai sebuah protes seorang penulis khususnya dan para pekerja seni umumnya yang tidak mendapatkan posisi istimewa,  “Saatnya penulis menjadi selebritis di negeri ini.”

Novel DMH  walau terlihat masih terdapat kekurangannya, mengajarkan kita akan sebuah pencarian, penantian dan ketekunan yang membuahkan hasil walau akhirnya tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi cukup puas seorang Syahrel lelaki yang hanya seorang marbot dan penjual koran ini atas sebuah pencapaian akan satu  titik cahaya.

Dua dimensi cinta yang menjadi spirit dari dua negara yang berbeda kebudayaan dan nilai universal kemanusiaan, dua orang yang berarti dalam hidupnya, dual theology  yang berbeda disatukan dalam fitrah cinta Andita Sastiani Sirait dan Syahrel.

Dengan tutur penyampaian dan kesantunan bahasa, Hasan Al Bana ( penulis ) begitu lincah dalam memainkan perasaan pembaca yang menjadi ciri Novel DMH ( Antara Jerman dan Masjidil Haram) ini adanya kekuatan dari setiap rangkaian do’a yang dituliskan begitu menyentuh seakan kita diajak memasuki alam spiritual dan kehidupan para tokoh dalam novel tersebut.

“Ya Allah, kuatkan batinku mengantarkan bunda menjadi tamu Engkau yaa Rabb. Ikhlaskan hatiku untuk melepasnya dan jadikanlah serta sematkanlah haji mabrur untuk bundaku tercinta. Yaa Allah, berikanlah kemudahan untuknya dalam memenuhi segala panggilanMu. Illahi, aku pasrahkan segala ketentuanMu. Engkaulah penentu jalan terbaik untuk hambaMu.” Dalam diam Syahrel berdoa

Ditambah lagi dengan kesetiaan seorang Jama’ menemani kesendirian Syahrel, dialah sahabat sekaligus adik angkatnya. Dengan venue yang begitu detail penulis mendeskripsikan keadaan Jerman dan Masjidil Haram. Sosok Syahrel yang begitu sederhana dan sayangnya ia dengan bunda ( Aasyiah ) yang hidup sendiri merawat Syahrel. Kini sepantasnyalah apa yang sudah ia peroleh menjadi hadiah istimewa untuk bunda tercinta.

Sebuah novel yang mengulas dua sisi Venue yang romantis dan religius. Bukanlah novel yang biasa, begitu dihargainya PENULIS di negeri orang dibandingkan di NEGERINYA SENDIRI.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 4